Kamis, 03 Juni 2010

Puspanegara Butuh Pemberdayaan Ekonomi

Citeureup | Jurnal Bogor

Sejak adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, Kelurahan Puspanegara Kecamatan Citeureup tidak memperoleh dana pemberdayaan ekonomi melalui Simpan Pinjam Perempuan. Padahal, pembangunan masyarakat di Kelurahan Puspanegara juga membutuhkan pemberdayaan ekonomi disamping pembangunan infrastruktur dan sosial.

Hal ini disampaikan Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Puspamandiri Nendang Ramdani. Menurut dia, Kelurahan Puspanegara mendapat saksi moral dari Pemerintah Kabupaten Bogor lantaran tidak bertanggungjawabnya pengurus program sebelum PNPM, yakni Program Pengentasan kemiskinan Perkotaan (P2KP) untuk memberdayakan ekonomi masyarakat melalui koperasi simpan pinjam.

“Terus terang saja kami kesal dan kecewa karena permasalahan ini menghambat masyarakat untuk memanfaatkan program pemberdayaan ekonomi. Puspanegara dianggap tidak berhasil mengelola program seperti ini,” kata Nendang saat meninjau titik proyek PNPM tahun 2009 di RT 02 RW 01, kemarin.

Ia juga mengatakan pihaknya tidak mengetahui sampai kapan saksi moral tersebut berakhir. Padahal, kata Nendang, saat ini kebutuhan masyarakat Puspanegara tidak hanya pembangunan fisik dan sosial saja. “Tak hanya itu, untuk dana PNPM tahun 2010 saja kami hanya mendapat Rp200juta, padahal tahun lalu kami mendapat Rp350juta,” tuturnya kepada Jurnal Bogor.

Sementara itu, Lurah Puspanegara Ishak Mairu membenarkan adanya permasalahan yang dibuat pengurus sebelumnya sehingga masyarakat tidak bisa merasakan pemberdayaan ekonomi. “Memang benar ada ratusan juta kredit macet karena koperasinya tidak berjalan bahkan pedagang yang meminjam tidak jelas keberadaannya,” kata Ishak yang turut serta meninjau titik-titik proyek PNPM di Kelurahan Puspanegara.

Dikatakan Ishak, selama ini pihaknya telah berupaya untuk mengumpulkan para pengurus P2KP untuk segera menyelesaikan masalah ini dengan meminta pertanggungjawaban. Namun, kata dia, para pengurus saling melempar tanggung jawab dan hanya menyampaikan janji-janji manis. “Masalah ini juga sudah dimediasi oleh pihak kecamatan. Kami juga sudah melakukan pendekatan ke Pemkab Bogor,” tandasnya.(27/05/10)

Fadlya El’Arsya