Rabu, 24 April 2013

SEPERTI DUA JARI



Sudah beberapa kali saya menghadiri acara santunan anak yatim, sebagai tamu maupun sebagai pengisi acara. Tapi baru pertama kali ini saya bersama teman-teman remaja memutuskan untuk membuat acara santunan anak yatim sendiri. Acara itu direncanakan terlaksana pada bulan ramadhan. Antara siap dan tidak, mengingat panitia adalah anak remaja yang kurang pengalaman dan masih tergolong baru untuk mengadakan acara yang membutuhkan banyak relasi dan donatur ini.

Ilustrasi
Dengan berbekal pengalaman seadanya, kami memulainya, walaupun persiapan kami tidak lama, hanya sekitar dua minggu saja. Pertama kalinya penitia bingung, karena sumbangan yang terkumpul saat ini dirasa tidak akan cukup untuk menyantuni anak-anak yatim di lingkungan kami. Sekitar ada lima puluhan anak yatim yang rencanakan mendapat santunan. Tentunya kami tidak akan menguranginya, karena semuanya berasal dari satu desa. Akan timbul kecemburuan sosial apabila kami melakukan seleksi kepada anak-anak yatim tersebut.
 Menjelang hari H, ada kejutan bagi kami, ternyata bantuan yang terkumpul melebihi dari yang kami perkirakan. Sehingga tidak hanya mencakup anak yatim, akan tetapi orang tua jompo pun tak luput kami berikan santunan. Entah karena berkah ramadhan atau memang niat tulus ikhlas yang mengantarkan kami mensukseskan acara ini. Selain santunan, kami juga mengadakan pengajian anak-anak, agar bisa menjadi bekal untuk masa depannya. Dari sinilah kami memahami ternyata tidak mudah mendidik anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Anak yang sejak kecil kurang mendapat sosok dan kasih sayang tua teryata lebih sulit dididik dibandingkan anak yang sejak kecil hidup dengan orang tua.
Benar apa yang disabdakan Nabi bahwa Nabi SAW dan pengasuh anak yatim akan diberi kedekatan seperti dua jari , jari tengah dan jari telunjuk. Alangkah mulianya para pengasuh anak yatim. Dalam surat al-Maun, anak yatim dinyatakan sebagai penentu komitmen seorang muslim. Seorang muslim bisa dikatakan sebagai pendusta agama ketika ia mentelantarkan anak yatim. Sebaliknya seorang muslim akan mendapatkan kemuliaan besar apabila merawat anak yatim. Sudah banyak cerita, seorang mendapat keberkahan luar biasa karena ikut berperan serta merawat, membimbing atau mengasuh anak yatim. Lihat di sekeliling rumah kita, masih adakah anak yatim yang kurang mendapatkan perhatian? Jangan sampai terlewatkan, kemulian atau keburukan kita, tergantung dari perhatian kita terhadap mereka.

0 komentar:

Posting Komentar